Kegiatan Inovatif Pengembangan Diri Siswa

Selain kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan pembinaan diri siswa, adapula kegiatan-kegiatan inovatif yang bisa menjadi kegiatan pengembangan potensi yang dimiliki siswa di sekolah kita.

Dengan melihat keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah, kita perlu memandangnya tetap sebagai hal yang positif. Siswa yang merupakan bagian dari element utama dalam pendidikan di sekolah yang sebenarnya mempunyai potensi-potensi luar biasa. Hanya saja potensi tersebut tidak nampak terlihat atau hanya terlihat kasat mata. Salah satu alasan mengapa potensi-potensi tersebut tidak berkembang di sekolah adalah sekolah tersebut belum atau tidak memberikan kesempatan untuk mengembangkannya lewat kegiatan-kegiatan pengembangan potensi.

Kreatifitas
Kreatif dan Inspiratif
Sumber Ilustrasi : https://www.innovationmanagement.se/author/anderssundelin/
Ada beberapa opini saya mengenai cara mengembangkan diri siswa selain kegiatan ektrakurikuler yang disini saya akan bagikan kepada Ibu, Bapak Guru dan kawan-kawan pembaca.
  1. Memaksimalkan Organisasi Kelas.
    Organisasi kelas yang bina oleh wali kelas perlu untuk dimaksimalkan fungsi dan tugas-tugasnya. Memaksimalkan fungsi organisasi kelas antara tingkat SMP/MTs dengan tingkatan SMA/SMK/MA sangatlah berbeda baik dari kerumitan tugas, pengurusnya hingga cara pembinaannya terutama ketika kita menjadi wali kelas.

    Bagi pengurus kelas pada tingkatan SMP/MTs perlu diajarkan bagaimana mengelola organisasi kelas  dengan tugas-tugas yang sederhana dan mudah untuk dipahami pada tingkatan pemikiran mereka. Misalnya, pengelolaan tabungan tahap awal diberikan kepada bendahara kelas. Ia dibina oleh wali kelas untuk menerima, mencatat setiap uang tabungan dari teman sekelas dan melaporkannya kepada wali di setiap kali jadwal menabung. Seksi kebersihan diberikan tugas sederhana misalnya membagi jadwal kebersihan kelas dengan dibantu oleh wali kelas. Mengajak anggota kelas untuk menjaga kebersihan dengan cara mengontrol jalannya pelaksanaan kebersihan kelas. Jika ia memiliki ide terkait tugasnya, sangat baik bagi wali kelas untuk mendengarkan atau mendukung penerapan dari idenya tersebut.
  2. Membuat Majalah Dinding.
    Majalah dinding memiliki manfaat yang besar guna pengembangan diri siswa. Kreatifitas, ide dan emosi mereka bisa disalurkan dalam bentuk karya-karya lembaran yang bervariasi. Mereka bisa menyalurkan bakat atau minat mereka dalam hal tulisan seperti cerpen, artikel, puisi, gaya menulis, khat/kaligrafi, menggambar, melukis atau memberi pendapat terhadap sebuah karya orang lain.
  3. Membuat Diskusi Ringan.
    Salah satu kegiatan praktis lainnya adalah diskusi pinggiran yang ringan. Tidak seperti diskusi kaum intelektual yang memiliki wawasan luas terhadap apapun yang dibahas, para siswa cukup dimulai dengan diskusi tingkat dasar yang membahas permasalahan sederhana. Kita bisa memanfaatkan waktu luang beberapa menit (10 - 15 menit) saat istirahat misalnya sambil berkumpul dengan cara semi formal atau tidak formal. Para siswa bisa sambil minum atau ngemil.

    Diskusi ringan bisa kita laksanakan di tempat duduk bawah pohon, cafetaria, depan kelas atau tempat-tempat yang teduh. Diskusi ringan merupakan latihan bagi siswa untuk percaya diri memberikan pendapatnya (opini) kepada orang lain dan juga merupakan tahap dasar kepada belajar kelompok atau klub belajar.
  4. Membuat Klub Belajar.
    Kelompok Belajar adalah salah satu cara yang sangat bagus untuk dibina kepada para siswa. Kelompok atau klub belajar merupakan wahana belajar bersama-sama (saling bertukar fikiran, informasi, pengetahuan, wawasan) yang mana hal tersebut lebih mempercepat pemahaman mereka dibandingkan dengan belajar sendiri-sendiri.
  5. Belajar Bersama
    Belajar Bersama
    Sumber Ilustrasi : http://the-business-warriors.com/2014/12/innovation-or-continuous-improvement/
  6. Membuat Kegiatan Lomba Tingkat Sekolah.
    Cukup banyak sekali jenis kegiatan yang kompetetif dalam hal ini adalah lomba-lomba yang mungkin bisa kita laksanakan di sekolah kita. Kegiatan lomba ini ada yang bisa kita laksanakan dengan sesederhananya dalam waktu berkelanjutan (continuous) dan ada pula yang dilakukan dengan sekali pelaksanaan. Karena tingkatnya hanya sebatas dalam sekolah akan lebih baik bila kegiatan lomba tersebut dilakukan berkelanjutan. Berikut adalah contoh-contoh kegiatan lomba yang dapat kita terapkan pada lingkup sekolah :
    1. Lomba Menulis.
      Lomba menulis adalah salah satu lomba yang bisa kita laksanakan dengan sederhana dan berkelanjutan. Bentuk dari lomba menulis seperti menulis indah, Kaligrafi, Menulis Puisi, Menulis Cerpen, Menulis Artikel atau Opini Siswa. Sekolah bisa mengadakan bentuk-bentuk lomba menulis ini tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, banyak waktu, banyak tenaga atau fasilitas khusus.

      Lomba menulis bisa diadakan dengan membuat pengumuman dan ketentuannya, kemudian dimumkan kepada siswa dengan lisan maupun tulisan yang ditempel di majalah dinding sekolah. Hasil karya mereka bisa dikumpulkan dan diseleksi per bulan, per triwulan atau per waktu lainnya. Hasil karya terbaik diberi penghargaan sesuai kemampuan kas sekolah atau dana yang tersedia untuk itu. Lebih baik lagi kalau setiap hasil terbaik 1 atau 3 diberi piagam penghargaan dari sekolah. Penyeleksi pun tak harus orang luar, bisa saja guru-guru yang ahli dibidang terkait atau guru bahasa. Karya-karya siswa baik yang terbaik ataupun tidak bisa kita tempelkan pada mading sekolah.
    2. Lomba Kerajinan Tangan.
      Hampir mirip dengan lomba menulis di atas, lomba kerajinan juga mungkin kita laksanakan dengan sederhana. Siswa yang berminat untuk mengikuti cukup mengumpulkan hasil karyanya kepada pihak sekolah dan dinilai pula. Lomba kerajinan tangan ini dapat dilakukan dalam satu katogori khusus (mis. dari barang bekas, bahan alami). Mereka pun bisa membuatnya diluar sekolah sehingga tidak mengganggu jam pelajaran.
    3. Lomba Menggambar / Melukis.
      Lomba ini merupakan pengembangan kemampuan dan bakat mereka dalam seni rupa. Agar lebih menarik lomba menggambar/melukis bisa mengenai sekolah, guru atau yang masing terkait dengan sekolah. Lomba menggambar/melukis ini merupakan sebagian bentuk kegiatan yang bisa dilaksanakan secara sederhana seperti lomba kerajinan dan menulis di atas.
    4. Lomba Membaca Puisi.
      Berbeda dengan ketiga lomba sebelumnya, lomba berikut ini yang termasuk lomba membaca puisi memerlukan waktu khusus. Semakin banyak peserta yang berminat mengikuti ini, maka semakin banyak pula waktu yang perlu disediakan dalam pelaksanaannya. Lomba puisi bagus untuk diadakan karena dapat mengembangkan budaya berbahasa dan bersastra. Kemampuan para siswa akan berkembang yang nantinya juga mendukung akan pengetahuan Bahasa Indonesia.
    5. Lomba Menyanyi, Mengaji, Azan.
      Bentuk lomba ini merupakan pengembangan keahlian para siswa dalam bidang seni suara. Dengan mengadakan lomba ini, kita dapat terbantu untuk menilai potensi suara dan kepercayaan diri yang dimiliki para siswa.
    6. Lomba Kebersihan Kelas.
      Selain menjadi kebutuhan yang utama akan kebersihan lingkungan, juga lomba kebersihan dapat membawa pembelajaran tidak langsung akan pentingnya lingkungan bersih dan pengarunya bagi pembelajaran. Lomba kebersihan merupakan motivasi untuk menjadikan lingkungan sekitar bersih dengan cara bersama-sama menciptakannya.
    7. Lomba Pidato / Ceramah.
      Ada anak yang mereka termotivasi untuk berada di depan, berkarakter menjadi seorang pemimpin. Dengan kegiatan lomba pidato atau ceramah, para siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri mereka dalam bidang kepemimpinan.
    8. Lomba Ketangkasan Olah-raga.
      Bentuk lomba seperti Catur, Voli, Basket, Tenis Meja, dan lainnya adalah lomba-lomba yang sudah biasa kita temukan di sekolah. Karena selain fasilitas yang sebagian besarnya juga dipergunakan dalam pembelajaran olah-raga, sehingga mengadakan lomba bentuk ini tidaklah berbeda pada umumnya.
    9. Lomba Cerdas Cermat.
      Seperti namanya, lomba ini dapat menjadikan kesempatan dan pengukuran kemampuan mereka dalam bidang wawasan dan pengetahuan. Sama halnya dengan lomba membaca puisi, kebersihan kelas, pidato dan ketangkasan dalam olah raga memerlukan waktu yang khusus untuk mengadakannya. Adalah sebuah alternatif waktu yang bisa kita manfaatkan waktu antara setelah waktu ulangan selesai hingga sebelum pembagian raport tiba.
  7. Membuat Koperasi Sekolah.
    Koperasi sekolah adalah juga bentuk kegiatan inovatif untuk pengembangan diri para siswa apabila pengelolaannya lebih banyak di tangan siswa. Koperasi merupakan bentuk usaha dan bisa memberikan pengalaman yang berharga kepada para siswa yang terutama sebagai pengelolanya bagaimana mereka berwirausaha. Siswa-siswa yang mendapatkan tugas mengelola ini dari waktu ke waktu dapat mempraktekan apa yang mereka dapatkan dalam pembelajaran IPS khususnya ekonomi. Mereka mengelola barang dan juga mereka dapat belajar mengembangkan usaha dengan uang yang ada.

    Guru bisa menjadi pendamping untuk mengarahkan bagaimana berwirausaha, mencarikan jalan dan biasanya punya tantangan yang banyak ketika pertama-tama. Koperasi tidak harus diisi pertamanya dengan banyak barang barang jualan. Dengan dana yang dimiliki guru bisa mengarahkan untuk mempergunakannya dalam penyediaan perlengkapan belajar seperti alat tulis, atribut sekolah atau kebutuhan umum para siswa. Setelah sudah berjalan normal dari waktu ke waktu, uang yang dikelola bisa dikembangkan guna penyediaan yang lebih lagi.
Inovasi
Menembus Batas Kreatifitas
Sumber Ilustrasi : http://www.ucsiblueoceanstrategy.com/private-sector-must-drive-innovation-forward/
Dari beberapa kegiatan tersebut, kita bisa menyaring dan mencoba menerapkannya sesuai dengan kemampuan atau tingkat pendidikan di sekolah kita. Dalam hal ini saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa pada perencanaan dan pelaksanaan nantinya, anda bisa menemukan berbagai macam tantangan seperti mungkin yang saya gambarkan berikut ini :
  • Keterbatasan Ide dan Pemikiran untuk melaksanakannya.
  • Keterbatasan Tenaga Pendidik yang mampu melakukannya.
  • Keterbatasan Waktu untuk melaksanakannya.
  • Keterbatasan Dana dalam persiapannya.
  • Keterbatasan Dukungan Pihak Lain.
  • Keterbatasan Sarana yang Mendukung kegiatan
Dengan kegiatan-kegiatan seperti yang telah disebutkan di atas, diharapkan akan memberikan suasana baru yang menyenangkan sebagai penyegaran dalam proses pembelajaran dan mengurangi kebosanan siswa ketika di ruang kelas.
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.