Pendekatan Siswa dengan Kegiatan Ekstrakurikuler

Rata-rata di sekolah dari tingkatan dasar hingga lanjutan telah mengembangkan kegiatan tambahan di luar proses belajar dalam kelas yang kita kenal salah satunya sebagai kegiatan ektrakurikuler. Beberapa di antara kegiatan ektrakurikuler yang ada di sekolah antara lain :
  • Kepanduan (Pramuka, Palang Merah, Pecinta Alam).
  • Kepemimpinan (Pidato dan lainnya).
  • Keagamaan (Pembacaan Maulid, Ceramah Agama dan Kajian Keislaman lainnya).
  • Olah-raga (Sepak Bola, Bola Voli, Tenis Meja, dan lainnya).
  • Kesenian (Drama, Puisi atau Tari dan lainnya).
  • Keterampilan (Menyulam, Menjahit, Mengayam, Memasak dan lainnya).
  • Serta kegiatan pengembangan diri lainnya.
Dari sekian bentuk kegiatan ektrakurikuler yang sebagiannya disebutkan di atas, umumnya sekarang ini di setiap sekolah menambahkan kegiatan tersebut di luar pembelajaran reguler pada siang atau sore harinya. Selain sebagai bentuk pengembangan kreatifitas siswa merupakan wahana untuk menyalurkan keinginan, minat, bakat atau emosi positif para siswa, kegiatan ektrakurikuler juga bisa difungsikan sebagai media kedekatan guru dengan para siswanya.
Pendekatan dengan Peserta Didik
Pendekatan dengan Peserta Didik
Sumber Foto : http://nuranditofamily.blogspot.com/2014/11/nuansa-berbeda-dengan-kakak-kakak.html
Kedekatan, kerakatan dan rasa kekeluargaan menjadi salah satu alasan keberhasilan pendidikan di sekolah. Dengan adanya kedekatan antara pendidik dan peserta didik akan menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, berkesan, bermakna. Tidak hanya dirasakan oleh peserta didik saja, namun juga bisa dirasakan oleh setiap pendidik dan orang-orang di sekitar sekolah tersebut sebuah keharmonisan dalam pendidikan.

Saya berpikir bahwa kedekatan antara pendidik dan peserta didik akan memudahkan komunikasi dan penginformasian (penyampaian dan penerimaan informasi) antar keduanya. Dengan begitu apa yang menjadi harapan guru (termasuk visi misi sekolah) dengan apa yang diharapkan siswa (termasuk harapan orang tua siswa) lebih mungkin untuk dikondisikan.

Suasana di sore hari yang semi formal dapat mengurangi ketengangan dari runtinitas belajar dalam kelas pada waktu pagi dan siang hari. Suasana seperti itu tercipta dikarenakan oleh variatifnya berpakaian, kegiatannya yang peserta didik pilih sebagian besarnya adalah hobi dan kesenangan, kebanggaan akan keahlian khusus mereka, pengalaman dari kegiatannya yang jarang didapatkan dan sebagainya.
Kedekatan dengan Peserta Didik
Kedekatan dengan Peserta Didik
Sumber Foto : http://www.vcstar.com/news/education/outdoor-learning-saticoy-students-plant-fruit-trees_34095581
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler, pendidik yang menjadi pembina (pengelola dan pengarah) kegiatan akan memiliki waktu serta kesempatan lebih untuk bertatap muka, saling berbagi cerita, pengalaman dan kesenangan dengan peserta didik. Sehingga lebih leluasa membentuk kedekatan antara pamong dan peserta didik.

Kegiatan ektrakurikuler juga dapat membawa kita mengenal lebih jauh kelebihan dan potensi yang dimiliki para siswa yang mungkin saat berada di ruangan kelas atau pada jam-jam belajar reguler tidak terperhatikan lebih jauh. Bisa saja kita menemukan peserta didik yang pendiam dan tidak menonjol dalam pembelajaran di kelas. Misalnya nilai-nilai intelegensi mereka jauh berada dibawah rata-rata, pembuat masalah, pasif dalam pembelajaran selayaknya orang yang kurang motivasi. Akan tetapi di balik itu, ia bisa saja seorang yang aktif, bersemangat, terampil, berprestasi dibidang lain atau memiliki minat bakat khusus yang jarang ditemukan oleh para pendidik pada siswa lainnya. Hal-hal ajaib seperti kadang tidak begitu nampak dalam rutinitas di pagi hari terlebih lagi para pendidik tidak begitu memperhatikannya.

Layaknya pendidik sebagai manusia, para siswa juga memiliki kesenangan (minat, bakat dan potensi). Salah satu terciptanya kedekatan antar manusia adalah memiliki kesenangan yang sama. Kesenangan yang sama akan membawa pendidik dan peserta didik terhubung dalam ikatan jiwa. Komunikasi antar jiwa ini adalah jalan tercepat untuk saling memahami satu sama lain.

Setiap sekolah menginginkan kemajuan dan prestasi, namun banyak dari sekolah terlalu membatasi harapan, keinginan dan potensi positif peserta didik. Mereka dibebankan pencapaian nila-nilai tinggi, dikekang dengan aturan yang ketat, jauh dari penyaluran aspirasi dan minat, atau runtinas belajar yang kaku sehingga peserta didik tidak sedikit yang mencoba menjauh dari pendidiknya. Sebagai alternatif yang positif, kegiatan ektrakurikuler dapat mengurangi adanya dinding pemisah antara pendidik dan peserta didik.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.