Manfaat Belajar Ilmu Keteateran Bagi Pendidik

Dalam dunia teater atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan drama ada dasar-dasar yang bisa kita pelajari guna meningkatkan kualitas sebagai seorang pendidik. Dasar-dasar tersebut sebagaimana yang juga saya pernah pelajari ketika masih berada di perguruan tinggi antara lain seperti dasar olah vocal, dasar olah mimik, dasar olah tubuh, improvisasi, keseimbangan panggung, komunikasi pemain dan pembelajaran keteateran lainnya.
Pementasan Teater Tiket II
Pementasan Teater Tiket II
Sumber Foto : https://teatersundakiwari.wordpress.com/photo-pementasan
Saya teringat ketika bertemu dengan beberapa senior Sanggar At-Ta'dib, Fakultas Tarbiyah di IAIN Antasari Banjarmasin waktu dulu bercerita bagaimana dan atas dasar apa mereka para pelopor tahun 1980-an dulu membangun. Mereka menceritakan bahwa kebutuhan menjadi seorang guru atau pendidik yang baiklah mengapa Sanggar itu didirikan.
Pertunjukan Teater
Pertunjukan Teater
Sumber Foto : https://blackmarketloves.wordpress.com
Dari sana saya berpikir dan sekarang merasakan bahwa apa yang pernah dipelajari dalam dunia keteateran sangat penting untuk seorang pendidik yang nantinya berhadapan di sekolah atau di wahana pendidikan lainnya. Sehingga begitu banyak manfaat yang bisa kita ambil serta kembangkan dalam kaitannya di dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran dengan peserta didik.
Proses Pembelajaran
Salah Satu Proses Pembelajaran
Sumber Foto : http://tanjungpinangpos.co.id/2015/115266/faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar-peserta-didik
Mungkin anda bingung sebenarnya bagaimana mengambil manfaat dari belajar ilmu keteateran tersebut dengan kaitannya pada proses pembelajaran dan pendidikan kita? Pada bagian selanjutnya, saya akan berbagi beberapa pengalaman dan pemikiran saya manfaat dari ilmu keteateran guna menunjang sebagai seorang guru dan pendidik.

Berikut beberapa manfaat dan kaitannya teater dengan pendidikan :
  1. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif.
    Ketika seorang guru mampu memahami bagaimana dasar membentuk komunikasi tentu akan membuatnya lebih mudah menyampaikan dan menerima pesan dengan efektif dan efisien. Prinsip dasarnya dapat kita temukan dalam dunia keteateran yaitu pada salah satunya seperti olah vocal yang mencakup tentang volume suara, nada suara, kejelasan dalam penucapan atau pelafalan (artikulasi). Menjadi guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi efektif tidak mengharuskan kita untuk bersuara merdu layaknya seorang penyanyi.

    Tidaklah cukup jika seorang guru hanya berbicara lancar namun tak jelas. Kejelasan pengucapan akan mempermudah pemahaman penerimaan oleh peserta didik. Begitu pula tinggi rendahnya, nyaring pelannya suara (volume) perlu seorang guru mampu menyesuaikan kondisi dan ruang kelasnya.

    Disamping terkait suara, komunikasi yang dibentuk dengan kontak mata akan membawa komunikasi menjadi lebih terperhatikan. Sangat dihindari seorang guru hanya tunduk mengabsensi, membacakan materi pembelajaran, hanya duduk dikursi guru selama waktu pembelajaran. Hal ini bisa berakibat hilangnya efektifitas komunikasi yang dibentuk dengan kontak mata.
  2. Meningkatkan Semangat Belajar Mengajar.
    Dalam dunia keteateran, penghayatan peran merupakan bagian penting untuk menciptakan suasana yang inginkan. Tanpa itu, peranannya tidak akan terlihat sebagai apa dan bagaimana peran sebenarnya ia lakukan.

    Guru pun di dalam pembelajaran memiliki peran-perannya yang kompleks. Akan tetapi, sebanyak-banyaknya peranan seorang guru saya pikir ia tidak akan menunjukkan rasa pesimis dan jauh dari semangat. Saat guru mendalami peranannya sebagai pendidik dan pengajar pula, ia akan terlihat menampakkan semangat untuk memunculkan perannya sebagai guru.

    Semangat yang ada dalam penghayatan peranan sebagai tokoh yang memberi pendidikan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya termasuk peserta didik yang berada didekat guru. Guru-guru yang membawa semangat kepada dirinya, juga membawa semangat kepada peserta didiknya. Sehingga para siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias untuk belajar bersamanya.
  3. Memfokuskan Pembelajaran.
    Pernahkah kita melihat sebuah pementasan atau film yang suaranya tidak terlalu terdengar jelas? Saya percaya, kita merasa sulit untuk memahami apa yang disampaikan kepada pendengar atau penonton ditambah lagi adanya gangguan suara dari sumber-sumber lain yang mengganggu. Bisa-bisa menjadi kebosanan dan tidak menarik untuk diperhatikan. Begitu pula saat kita mencoba mendengarkan suara guru kita yang tidak jelas vocalnya atau volume suara guru tidak bisa tertangkap ditelinga kita. Hal tersebut tentu membuat kita kurang konsentrasi dan susah untuk memfokuskan diri apa yang guru sampaikan.

    Olah vocal sangat diperlukan bagi seorang guru dimana ia bisa menyampaikan maksud dan pesan lewat pembelajaran atau instruksi pembelajarannya kepada peserta didik. Olah vocal kadang tidak didapatkan dari bawaan sejak lahir melainkan perlu melatihnya berulang kali, sehingga guru dapat menyesuaikan kualitas suara dalam penyampaian pembelajaran.

    Baik tidaknya olah vocal seorang guru tidak berarti ia harus memiliki suara yang nyaring. Nada dan volume suara yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ketegangan dalam pembelajaran. Ada kata-kata yang perlu diucapkan dengan nada dan volume suara tinggi namun adapula saat tertentu kata diucapkan dengan nada dan volume suara yang rendah.

    Selain nada dan volume suara, kecepatan pelafalan atau kecepatan bicara juga mempengaruhi daya tangkap peserta didik. Sebagian ada yang perlu diucapkan dengan cepat dan ada pula ditekankan dengan suara yang agak lambat. Beberapa hal tersebut akan berpengaruh kepada daya tangkap informasi peserta didik.-Ketika suara seorang guru dapat terdengar dengan nyaman oleh peserta didik, kemungkinan besar peserta didik akan lebih mudah untuk menangkap informasi dari guru tersebut lewat kemampuan audio mereka.

    Selain pemfokusan pembelajaran lewat audio, visual pun perlu mendukung yaitu gerakan, mimik, perpindahan posisi berdiri dan kontak mata. Hal tersebut akan menambah daya tarik pembelajaran dan membawa suasana belajar yang terfokus.
  4. Menguatkan Pesan dan Materi yang Disampaikan.
    Pembelajaran merupakan pesan dan informasi dari guru kepada generasinya yaitu peserta didik. Penyampaian materi pembelajaran dengan olah vocal yang baik dengan gerak tubuh (gesture) sebagai penekanan terhadap materi dan instruksi akan menjadikan kuatnya pesan yang disampaikan kepada peserta didik. Proses pembelajaran menjadi lebih berkesan bermakna kepada peserta didik karena penyampaiannya dilakukan dengan kesungguhan dan penghayatan yang lebih baik.
  5. Meningkatkan Kontrol Manajemen Kelas.
    Apabila seorang guru sudah mendapatkan keadaan belajar yang fokus, maka kemungkinan besar guru tersebut akan lebih mudah untuk mengontrol proses pembelajaran. Beberapa kasus yang pernah saya dengar dan lihat, kesulitan guru untuk memanajemen keadaan kelas dengan kontrolnya disebabkan oleh salah satu faktor yang diantaranya adalah ia tidak punya daya tarik baik secara audio (suara) mapun visualnya.

    Ketidakadaannya daya tarik ini membawa akibat para peserta didik beralih konsentrasi kepada masing masing aktifitas yang mereka anggap menarik. Sehingga suasana kelas menjadi ricuh, masing-masing siswa keluar dari fokus pembelajaran bahkan mereka mengerjakan hal-hal yang diluar pembelajaran.

    Yang parahanya lagi ketika para siswa ribut dan jauh dari fokus pembelajaran, sang guru secara spontan lebih menyalahkan mereka akan keributan yang terjadi. Padahal hal tersebut sang guru tidak pandai untuk mengontrol dengan kemampuan yang sebenarnya ia miliki.
  6. Memberikan Hiburan dan Rasa Senang dalam Pembelajaran.
    Seorang guru yang memiliki pengalaman dan ilmu keteateran sedikit banyak dapat membawa suasana yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Mungkin karena mimik sebagai penekanan terhadap apa yang ia sampaikan juga ia dapat menyampaikan lewat bahasa dan suara yang tidak membosankan.

    Selain itu guru tersebut mungkin saja bisa membawa pelajaran dengan variatif dengan menambahkan beberapa selingan (intermezo) dalam bentuk permainan atau cerita-cerita yang menarik. Sehingga peserta didik merasa bersemangat ketika mereka belajar bersama guru tersebut.

    Semangat belajar itu merupakan bagian yang tidak lepas dari sebuah bentuk ekspresi kegembiraan baik bagi guru maupun peserta didiknya. Rasa senang dan kegembiraan ini bisa menjadi power yang sangat kuat untuk mendorong secara intern (dari dalam diri) untuk selalu berkembang dan belajar. selain melepas ketegangan suasana pembelajaran, semangat dan rasa senang dapat mengurangi pikiran dan sikap negatif dari guru atau siswa itu sendiri.

    Bayangkan bila dalam pembelajaran kita merasa senang dan peserta didik juga senang belajar bersama kita, saya yakin seorang guru akan selalu terhindar dari emosi negatif yang membawa pembelajaran jadi terhambat seperti timbulnya kritikan dan teguran yang berlebihan kepada para siswa.
  7. Mengurangi Kebosanan Pembelajaran.
    Selain prinsip dalam dunia keteateran adalah penyampaian pesan kepada orang lain, juga merupakan sebagai hiburan yang menyenangkan bagi pelaku dan penikmatnya. Hiburan disini merupakan lapisan luar sebagai pembungkus akan pesan-pesan (pembelajaran) yang disampaikan.

    Hiburan bisa mengatisipasi sebelum terjadinya atau ketika terjadi kebosanaan dalam pembelajaran. Waktu dan lingkungan juga menjadi faktor pendukung pengurangan kebosanan pembelajaran. Suasana kelas yang gerah dan kurangnya udara yang masuk ke dalam ruanga kelas bisa menimbulkan kebosananan. Untuk itu cara-cara komunikatif dan menghibur yang bisa kita dapatkan pada salah satu sumber keilmuan yaitu ilmu teater bisa membantu menyelesaikan atau mengurangi permasalahan kebosanan dalam pembelajaran kita.
Terima kasih sudah membaca semoga bemanfaaat.