Mengatasi Kesulitan Belajar dalam Menghadapi Ujian


Tentu terasa lelah dan stres bila akan menghadapi ujian terlebih lagi Ujian Nasional. Harus banyak baca buku, harus banyak mempelajari soal-soal ujian lama, harus banyak tinggal di rumah biar enggak terbuang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu dan seabrek tuntutan lain yang menekan kejiwaan kita. Memang itu tidak salah, namun ada hal lain lagi yang mesti dijaga dan dipertahankan selama menjelang dan menghadapi ujian. Apa sih yang lebih penting dari itu? Bagaimana sih mengatasi kesulitan belajar dalam menghadapi ujian?

Sumber Foto : http://duniadelusi.com
Ada beberapa hal yang lebih penting untuk dilakukan atau dijaga selama menghadapi ujian :

1. Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan adalah hal yang terpenting untuk tetap dijaga. Kesehatan tidak hanya berkaitan dengan fisik saja melainkan pula batin atau kejiwaan. Tubuh yang sehat jasmani dan rohaninya akan membawa hal-hal positif dan kebahagian. Menjaga kesehatan fisik selama menjelang ujian bisa dengan makan teratur dan bergizi, rutin berolah-raga, menghindari tubuh terlalu lelah untuk hal yang tidak diperlukan saat itu atau terlalu memaksakan diri untuk belajar. Kesehatan fisik yang turun akan berpengaruh pula kepada kesehatan mental. Keadaan ini bisa membawa kepada tekanan mentalitas seperti stres. Jika kesehatan fisik dan mental tidak dikontrol akan menjadi mungkin kita tidak siap menghadapi ujian seperti sakit.

2. Belajar Teratur

Memang seharusnya belajar tidak mendesak saat menghadapi ujian saja, akan tetapi jauh waktu sebelum ujian berlangsung. Namun banyak dari kita (siswa) terdorong belajar ketika mendekati waktu ujian. Hal ini akan mendesak untuk mengarahkan segala macam upaya dadakan. Mestinya belajar seperti itu perlu dihindari, karena bisa berakibat hal-hal yang tidak diharapkan.

Belajar bisa kita ibaratkan layaknya memasukkan air ke dalam botol. Agar air tidak banyak tumpah dan terbuang ke luar dari botol saat mengisinya perlu perlahan dan menggunakan teknik. Ilmu tidak bisa dipaksakan untuk masuk ke dalam jiwa dan pemikiran kita sehingga mempelajari ilmu pengetahuan perlu dilakukan secara bertahap, perlahan dan berteknik.

Bertahap maksudnya adalah belajar dimulai dari yang mudah dipahami hingga tingkatan yang sulit untuk dipahami. Sedangkan perlahan diartikan belajar perlu dengan kesabaran dan konsentrasi yang stabil. Dan berteknik maksudnya adalah belajar perlu memiliki strategi atau cara yang sesuai dengan kita yang akan menerima ilmu. Berteknik bisa kita kaitkan dengan pengaturan (manajemen) waktu, banyak atau batas bahan yang maksimal dipelajari dalam satu waktu, bisa pula tentang cara belajar yang lebih disenangi oleh kita.

3. Konsentrasi

Ketika kondisi kita prima (sehat fisik dan jiwa) dan sudah terbiasa belajar teratur akan mempermudah kita menjaga konsentrasi atau pemusatan pikiran pada hal tertentu. Konsentrasi akan lebih mudah dikuasai apabila kita sudah terbiasa dan keadaan dimana secara fisik serta mental kita normal (sehat). Pelajar yang memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi pada pelajaran khususnya bisa diakibatkan oleh faktor tidak terbiasanya atau kondisi tidak dalam keadaan sehat. Apabila hal tersebut terjadi, yang mesti dilakukan adalah mengembalikan keadaan dalam kondisi sehat. Selanjutnya mencoba sedikit demi sedikit teratur belajar walaupun hanya beberapa menit saja.

4. Semangat

Semangat merupakan pendorong dari dalam kejiwaan. Hal ini juga memiliki peranan yang sangat penting ketika menghadapi ujian. Semangat bisa berasal dari dan membawa ke arah positif. Berasal karena semangat datang dari pikiran seseorang yang lebih menyukai keadaan jiwa yang tenang dan keyakinan terhadap harapan-harapan. Sedangkan membawa ke arah positif adalah ketika sesorang bersemangat, ia tidak terpengaruh oleh rasa khawatir yang berlebihan, rasa takut akan hal yang belum terjadi atau rasa ragu-ragu dalam melangkah. Bila kita merasa kekurangan semangat, cobalah untuk tenang sejenak, kemudian pikirkanlah harapan yang baik, selanjutnya tersenyumlah. Jika perasaan kita sudah plong, baru memulai belajar.

5. Sabar

Sebagian orang yang gagal adalah karena faktor ketidaksabaran. Kesabaran perlu saat kita belajar. Dengan kesabaran jiwa kita akan menjadi lebih tenang. Jiwa yang sabar mengajarkan bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Tidak perlu tergesak-gesak dan tidak perlu mengharapkan hasil jika belum berusaha. Dengan rasa sabar, keyakinan kita akan bertambah. Kesabaran memberikan kita rasa tenang dan waktu yang lebih guna bisa berpikir jernih tentang cara atau strategi dalam mencapai tujuan belajar tersebut.

6. Berdo'a

Ketika kita sudah melakukan rutinitas usaha yaitu belajar, jangan lupakan untuk berdo'a. Karena do'a adalah Power of Faith (kekuatan dari keyakinan). Membiasakan berdo'a sebelum belajar layaknya memfokuskan niat dan tujuan terhadap apa yang akan dilakukan. Sedangkan berdo'a sesudah belajar layaknya kita bersyukur atas apa ilmu pengetahuan yang sudah diterima.

7. Tawakkal

Yang terakhir adalah tawakal. Tawakal bisa berarti mempasrahkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa setelah apa yang sudah kita usahakan sebaik mungkin. Sikap tawakal ini akan menghindarkan kita dari stres dan putus asa yang berkepanjangan.