Tidak harus tampan-rupawan atau manis-cantik menjadi guru yang suka tersenyum. Setiap orang bisa tersenyum dengan ikhlasnya tanpa dipandang dari kecantikan atau ketampanan seorang. Guru yang suka tersenyum memiliki daya tarik yang sangat besar terhadap orang lain disekelilingnya termasuk siswanya. Di seluruh dunia, orang memandang “senyum” sebagai pembawa sikap sifat positif bagi lingkungannya. Karena “senyum” bisa menumbuhkan suasana keakraban, saling menyayangi, saling mengerti dan menjaga keharmonisan hubungan manusia.
Guru yang diingat sisi negatifnya adalah guru yang jarang atau bahkan tidak pernah terlihat tersenyum dihadapan siswanya. Banyak siswa yang tidak menyukai dan antusias terhadap pelajaran yang diberikan oleh seorang guru “masam muha”. Sehingga tidaklah heran apabila suatu pelajaran menjadi lebih susah disampaikan oleh guru atau diterima oleh murid disebabkan faktor menegangkan berhadapan dengan guru tersebut.
Senyum iklas seorang guru akan menjadi motivasi tersendiri dalam proses belajar murid. Sesangar apapun dan sekekar apapun sang guru, apabila ia tersenyum, suasana belajar akan menjadi lebih menyenangkan.
Senyum sang guru tidak hanya menjadi motivasi belajar murid, tetapi juga bisa menambah wibawa, pengormatan, perhatian, rasa “cinta” murid kepada sang guru.
Cara hormatnya seorang murid kepada guru yang suka tersenyum karena mereka diajarkan menghargai perasaan orang lain lewat senyum guru. Ini merupakan pelajaran yang tidak disampaikan tertulis oleh guru dikelas, namun memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap sisi kejiwaan murid.
Sedangkan hormatnya murid kepada guru yang bermuka “sangar” dikarenakan mereka takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh guru. Akan tetapi hal ini tidak akan memberikan efek jera / dampak positif terhadapa kejiwaan murid. (Guru yang Ramah).
No comments:
Post a Comment