Belajar Lewat Media Audio Visual |
Dengan banyaknya sumber untuk menonton movie, banyak pula kesempatan kita untuk memilih-milih yang mana yang disukai. Tapi sayangnya tidak semua yang beredar dipasaran cocok untuk kalangan atau usia kita. Sehingga kita perlu selektif dalam pemilihan.
Jika kita di usia remaja, hendaklah pilih movie yang umum untuk ditonton dengan kata lain telah lulus sensor dan termasuk kelas remaja. Bila pun tertarik untuk menonton kelas dewasa pilihlah movie yang termasuk ke dalam bimbingan orang tua.
Sedangkan apabila usia kita termasuk ke dalam usia dewasa cobalah untuk membaca review atau sinopsisnya dulu. Walaupun saya yakin kebanyakan orang dewasa sudah memiliki filter hidup dalam dirinya, tidak salahnya saat menikmati untuk tidak terhanyut ke dalam cerita. Karena terhanyut dalam movie bukanlah tujuan kita menonton movie.
Movie bisa kita jadikan sebagai sumber belajar yang menyenangkan. Dengan memandang sisi positif dari movie kita bisa banyak mendapatkan hal dan wawasan yang berharga, karena disana terdapat pesan-pesan moral dan sejarah akan waktu yang lalu saat kita belum ada. Selain itu dengan menonton movie bisa menambah kemampuan kita berkomunikasi baik dengan bahasa nasional (jika sering nonton movie dalam negeri) atau bahasa asing seperti Inggris, Jepang, Korea, Cina, German dan lainnya (jika dialog yang digunakan bahasa asing).
Di dalam movie juga kadang ada diperkenalkan atau ditampilkan wawasan budaya-budaya luar, lingkungan dan alam di luar. Sedikit banyak ini tentu akan menambah wawasan kita untuk memahami keadaan yang ada di luar dari daerah kita.
Kita perlu tahu bahwa movie dibuat dengan berbagai jenisnya. Seperti halnya cerita tertulis, secara umum berdasarkan ceritanya movie dibagi menjadi :
A. Fiksi (Imaginasi)
Cerita dalam movie fiksi dialurkan dengan gaya hayalan dari pembuatnya. Walaupun nampak seperti asli karena dengan menggunakan kekuatan imajinasi dan modifikasi teknologi digital, namun tetap ceritanya adalah imajinasi. Biasanya movie jenis ini memiliki tujuan untuk memprovokasi, mengkampanyekan, mempredeksikan kehidupan kita sehari-hari. Selain itu bisa pula mengangkat sebuah kritik sosial dengan cara yang sangat halus.Movie dalam kategori fiksi bukan atau tidak selalu buruk untuk ditonton, disana mungkin saja ada beberapa pesan yang baik disampaikan oleh pembuatnya kepada masyarakat umum untuk dibagi dan diambil pelajarannya. Untuk itu menonton movie fiksi sangat menyenangkan ikut dalam hayalan-hayalan sang pembuat movie.
B. Non Fiksi (Dokumenter)
Movie dalam jenis non fiksi merupakan yang termasuk ke dalam cerita-cerita dokumenter. Bisa kehidupan seorang tokoh, sebuah lembaga atau kehidupan di alam ini (binatang, tumbuhan, benda-benda alam).Movie dokumenter umumnya diangkat dari hasil-hasil penelitian. Bisa bercerita tentang masa lalu, masa sekarang dengan mengangkat isu-isu khusus. Movie dokumenter memiliki tujuan yang lebih terbuka serta lebih jelas di mata pemirsa awam.
No comments:
Post a Comment