Teknik Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi

Di dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, para siswa tidak hanya diharapkan bisa mempergunakan alat-alat dari teknologi tersebut namun juga mereka diperkenalkan mengenai sejarah, etika, teknik pengembangannya.

Di sekolah kita sudah tersedia teknologi informasi dan komunikasi tersebut – baik yang dimiliki secara kolektif oleh sekolah ataupun dimiliki secara pribadi oleh guru. Dalam pengenalan, penggunaan atau pun mengembangan TIK, guru mesti menyeimbangkan antara pembelajaran teoritis dan praktek. Materi yang bersifat teori tidak boleh ditinggalkan untuk memperbanyak praktek belajar ataupun sebaliknya. Kedua materi (teori dan praktek) mestinya tetap seimbang.

Jika pembelajaran TIK lebih banyak praktek, siswa menjadi kurang mengenai wawasan mengenai apa dan bagaimana TIK itu sendiri. Sebaliknya, apabila lebih banyak praktek, siswa mungkin bisa mempergunakan dan mengoperasikan teknologi tersebut namun tidak memiliki wawasan yang cukup tentang apa dan bagaimana dasar mempergunakan TIK.
Beberapa teknik yang bisa kita lakukan dalam pembelajaran TIK adalah sebagai berikut :

1. Memperkenalkan Secara Umum

Pertama kali guru mesti memperkenalkan TIK itu secara umum, walaupun sebagian siswa sudah mengetahuinya. Ini dimaksudkan agar siswa yang belum tahu bisa mendapatkan wawasan dan bagi siswa yang sudah tahu, mereka menjadi lebih ingat.

Memperkenalkan secara umum bisa berarti mengenalkan wawasan mengenai apa (pengertian) dan untuk apa (maksud dan tujuan) belajar TIK. Dengan itu, para siswa bisa menyadari pentingnya mengetahui secara umum apa yang akan dibahas dan dipelajari kemudiannya. Para siswa akan membayangkan dan menjadi penasaran (rasa ingin tahu) terhadap pembelajaran TIK. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengekspose potensi yang ada di setiap anak didik kita.

2. Memperkenalkan Secara Khusus dengan Contoh

Setelah diperkenalkan wawasan secara umum, selanjutnya guru memperkenalkan jauh lebih dalam mengenai bagian, jenis, macam dengan menghadirkan contoh-contoh di kehidupan nyata. Misalnya guru memperkenalkan teknologi komputer, minimal guru tersebut bisa memberi contoh dari gambar komputer. Kalau perlu guru menunjukkan bendanya.

Dengan adanya contoh yang disodorkan kepada siswa, mereka menjadi lebih mengenal dan bisa mengidentifikasi bentuknya. Apabila hanya disebutkan dan siswa membayangkannya, mereka yang belum pernah tahu dan melihat bendanya akan merasa bingung serta kesulitan untuk mencitrakannya dalam pikiran. Sehingga daya serap siswa akan menjadi lambat.

3. Mencontohkan Penggunaan

Tahapan selanjutnya adalah mencontohkan dari penggunaan TIK itu sendiri. Apabila memungkinkan, guru hendaknya memberi contoh bagaimana mempergunakan TIK itu sendiri. Misalnya memberi contoh menggunakan alat komunikasi handphone. Guru tentu mesti menampilkan contoh penggunaannya. Entah itu secara langsung (oleh guru bersangkutan) atau bisa pula dengan contoh video atau gambar. Pencontohan dengan cara langsung merupakan cara yang lebih bagus dibandingkan dengan contoh dari video atau bahkan hanya dari gambar saja.

4. Memberi Kesempatan Mempergunakan

Kesempatan merupakan hal penting untuk mengajarkan bagaimana cara mempergunakan dengan baik dan benar. Para siswa bisa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan berkesan karena mereka melakukannya sendiri.

Guru mesti memberi kesempatan bagi para siswanya, sehingga guru bisa menilai kemampuan mereka dalam pemahaman penggunaan TIK. Guru cukup mengarahkan dan membimbing siswanya agar mereka mengerti bagaimana cara yang tepat dan benar.

5. Memberi Kesempatan Menemukan

Pada bagi akhir yang juga penting adalah guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan kemampuan penggunaan TIK dengan menemukan cara belajar sendiri, cara menambahkan kreatifitas ke dalam penggunaan TIK. Ini dimaksudkan agar siswa bisa mengkombinasikan wawasan dan kemampuan yang dimiliki oleh mereka untuk mengembangan hasil.

Sebagai contoh, setelah siswa di ajarkan apa dan bagaimana mempergunakan Microsoft Office Word, siswa bisa membuat hasil karya sendiri dengan wawasan teori dan kemampuan praktek yang sudah dipelajarinya. Yang hasilnya para siswa bisa membuat dokumen-dokumen yang beraneka ragam disetiap siswa. Mungkin ada yang membuat brosur, poster, puisi, cerita, artikel dan lain-lainnya.