Multitalenta Guru

Guru merupakan propesi yang memiliki banyak keahlian didalamnya, walau kadang potensi dan kemampuan seorang guru tersebut tidak terdasarkan.

1. Guru sebagai Tauladan

Guru mesti menjadi pemberi contoh yang baik bagi para siswanya. Memberi contoh disini dimaksud adalah memberikan gambaran penerapan bersikap baik dan positif dalam kehidupan sehari-hari. Ketauladanan seorang guru terkait dengan beberapa hal yang antara lain adalah:

a. Penampilan Fisik

Penampilan fisik mencakup kepada cara berpakaian dan penampilan tubuh. Guru yang baik dari segi penampilan fisik adalah guru charming, menarik dan enak dipandang mata. Seorang guru tidak harus kaya untuk berpenampilan menarik, ia bisa berpenampilan menarik dengan kemampuan yang wajar bagi dia maupun orang lain. Orang yang kaya pun jika berpenampilan terlalu lux, mewah maka akan terlihat tidak wajar. Dengan kata lain, guru perlu berpenampilan sederhana, wajar dan rapi serta bersih.

Sederhana adalah kata lain dengan maksud tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kekurangan sesuai dengan aturan yang dipergunakan dalam norma-norma masyarakatnya. Sebagai contoh dalam keadaan formal, memakai celana panjang dan kemeja bagi laki-laki dan rok panjang bagi perempuan. Ada pula yang memakai pakaian lainnya seperti sepatu dan kaos kaki. Pada sebagian guru ada yang memakai peci pada laki-laki atau kerudung pada perempuan. Wajar dalam berpakaian, mengandung maksud bahwa guru menggunakan pakaian yang lumrah atau biasa dipergunakan guru didaerahnya atau di lingkungannya.

b. Penampilan Sikap

Sebelum kita membahas mengenai sikap, alangkah baiknya dipermulaan ini kita bisa membedakan antara sifat dan sikap terlebih dahulu guna nanti kita lebih mudah memilah dan memilih prilaku kita masuk ke dalam klasifikasi sifat ataukah sikap.

Sifat dan sikap memiliki hubungan yang kuat dan perbedaan yang tipis keduannya. Kedua hal tersebut juga pada dasarnya bisa digolongkan menjadi baik dan buruk. Setiap orang memiliki kedua golongan tersebut. Namun apabila golongan yang baik lebih banyak ditumbuh-kembangkan akan membawa seseorang menjadi orang yang baik (kebaikannya lebih banyak). Sebaliknya, apabila golongan yang buruk lebih banyak dibiarkan tumbuh dan berkembang, maka seseorang akan menjadi orang yang buruk (keburukan lebih banyak). Tumbuh dan berkembangnya baik dan buruk selain dipengaruhi oleh pembawaan, juga kebiasaaan, lingkungan dan pendidikan.

Terkait dengan hal baik dan buruk, setiap kita - baik siswa ataupun guru – memiliki sifat. Sifat yaitu pembawaan seseorang yang mutlak dan memiliki kemungkinan kecil untuk berubah. Sifat baik seseorang, akan selalu nampak walaupun tidak ia sadari melakukannya. Sifat tidak terpengaruh oleh keadaan diluar dirinya. Ia tumbuh dengan kondisi kejiwaan seseorang. Sifat seseorang muncul secara alami tidak dibuat-buat. Beberapa contoh sifat adalah jujur, dipercaya, patuh, rajin, dll.

Sedangkan sikap adalah penerapan ke dalam dunia nyata dari sifat seseorang. Sikap diproses dari pembawaan seseorang ke dalam pikiran kemudian dihasilkan dengan perlakuan. Ketika didalam pikiran, seseorang akan menempatkan (memilih) sikap yang ke kiri (buruk) atau ke kanan (baik). Sikap munculnya secara umum disadari, akan tetapi dengan seringnya sikap tersebut dilakukan (terbiasa) bisa muncul secara spontan. Sikap akan lebih banyak menimbulkan tingkah laku yang bisa menyesuaikan dengan linkungan sekitar.

2. Guru sebagai Pembimbing

Ketika kedudukan guru sebagai pembimbing berarti ia berada disamping. Guru diibaratkan seperti sebuah navigator pada siswanya. Guru menunjukkan jalan dan batas koridor yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Saat siswa menjalani rute yang benar, guru memberikan petunjuk bahwa ia benar. Jika di saat siswa salah memilih jalur, guru memberitahuan bahwa ada jalur baik yang mesti ditempuh. Dan apabila siswa mulai keluar batas koridor pendidikan, guru pun memberikan masukkan dan arahan yang tepat.

3. Guru sebagai Pendorong

Kedudukan guru sebagai pendorong bisa disebut dengan istilah yang bermacam-macam diantaranya motivator atau supporter. Ada kalanya guru berada didepan sebagai tauladan, adapula saatnya guru berada disamping sebagai penasehat, namun ada saat pula guru memposisikan diri di belakang menjadi pendorong bagi siswanya. Dengan memberikan dorongan baik itu semangat atau kesempatan untuk berkembang, siswa akan lebih merasa dihargai dan dimengerti. Walaupun dorongan juga merupakan bantuan, namun dorongan lebih banyak memberikan kesempatan kepada kemampuan siswa itu sendiri sebaik apa ia berkembang dengan potensi yang dimilikinya.

4. Guru sebagai Pengayom / Pelindung

Kita ketahui bersama bahwa dengan istilah perlindung/pengayom berarti ada gangguan dari luar. Gangguan dari luar ini lebih terkait dengan lingkungan. Lingkungan dalam sekolah dan lingkungan masyarakat selayaknya. Siswa jika bisa kita perumpamakan seperti komputer yang rawan akan adanya perusakan oleh virus komputer. Dengan adanya gangguan dari luar maka komputer perlu dilindungi oleh antivirus. Sehingga walaupun virus masuk ke dalam sistem komputer, komputer tersebut tetap aman dari perusakan.

Nah begitu pun dengan siswa. Mereka perlu perlindungan dalam masa perkembangan diri sehingga siswa bisa tetap aman dari gangguan dari luar. Walaupun mungkin keluarga mereka memberikan perlindungan diri dengan pengetahuan yang baik dan buruk, namun selama di sekolah utamanya, guru perlu menjadi antivirus bagi siswa-siswa mereka.

Gangguan tersebut bisa datang dari luar sekolah namun bisa pula datang dari dalam sekolah (teman-temannya atau guru itu sendiri). Jika dikategorikan berdasarkan bentuk, gangguan terdiri dari gangguan fisik (kekerasan) dan gangguan metal (tekanan atau ajakan ke arah negatif).

5. Guru sebagai Pengibur / Entertainer

Keadaan pembelajaran disekolah kadang kala menimbulkan kebosanan diwaktu-waktu tertentu. Jika kebosanan para siswa dalam belajar mereka tidak diatasi, bisa menimbulkan perubahan pola pikir siswa ke arah yang negatif. Untuk itulah, diperlukan kekereatifan para guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan kepada anak didiknya.

Menciptakan suasana yang menyenangkan bisa dilakukan selama pembelajaran di dalam kelas atau bisa juga di luar kelas. Misalnya guru sesekali bercerita lucu atau unik, memberi tontonan hiburan selama di dalam kelas atau bisa juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk kegiatan yang menarik minat bakat mereka.

Selain itu posisi guru sebagai penghibur bisa kita kaitkan dengan cara guru memberikan bimbingan, perhatian dan pengertian yang bisa mengarahkan mereka untuk berpikir positif serta bersemangat.

6. Guru sebagai Penegak Hukum

Sebaik apapun sekolah tidak menutup kemungkinan para siswanya bisa saja membuat kesalahan atau pelanggaran tata tertib sekolah. Untuk itulah posisi guru memungkinkan ia bisa melaksanakan keadilan dan penertiban terhadap pelanggaran tersebut. Posisi guru yang memiliki kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih, perlu menerapkan hukum atau aturan yang berlaku di sekolah guna menjunjung keadilan dan ketertiban sekolah.

Dengan diterapkan adanya penghargaan terhadap siswa yang berprestasi dan hukuman kepada siswa yang melanggar aturan, akan menumbuhkan kedisiplinan para siswa khususnya. Jika pelanggaran aturan sekolah yang bersifat kecil tidak diperhatikan bisa membuat para siswa menjadi terbiasa tidak disiplin, tidak taat peraturan baik di masa-masa ia sekolah ataupun ketika ia berada di masyarakat.

7. Guru sebagai Penasehat

Memberikan bimbingan, nasehat dan teguran serta konsultasi masalah jangan kita alihkan tanggung jawab penuh hanya kepada bidang BK (Bimbingan Konseling) / BP (Bimbingan Penyuluhan) walaupun memang itu tugas mereka sebenarnya. Kedudukan guru sebagai penasehat artinya guru memiliki tanggung jawab dan hak untuk memberikan nasehat yang baik kepada para siswanya baik itu yang berkaitan langsung dengan masalah proses pembelajaran ataupun kehidupan mereka secara umum.